CORPORATE CULTURE (Budaya Perusahaan)
Budaya perusahaan mengacu pada nilai, sikap, standar, dan keyakinan bersama yang menjadi ciri anggota organisasi dan mendefinisikan sifatnya. Budaya perusahaan berakar pada tujuan, strategi, struktur, dan pendekatan organisasi terhadap tenaga kerja, pelanggan, investor, dan komunitas yang lebih besar. Dengan demikian, ini adalah komponen penting dalam kesuksesan atau kegagalan akhir bisnis apa pun. Bisa dibilang kalau corporate culture adalah cara-cara interaksi perusahaan dengan karyawannya. Interaksi ini termasuk komunikasi, penyaluran aspirasi, pemberdayaan karyawan, dan masih banyak lagi. Corporate culture adalah tolok ukur yang dijadikan sebagai penentu citra perusahaan. Jika perusahaan beroperasi dengan corporate culture yang tidak baik, citranya pun tidak akan baik di mata publik. Imbasnya kemudian jatuh pada brand dan loyalitas pelanggan, bahkan juga pada jumlah dan kualitas karyawan yang bekerja.
Milenial, menurut Pew Research Center, merupakan angkatan kerja lebih banyak daripada kelompok usia lainnya. Terlebih lagi, 60 persen milenial yang baru lulus menghargai budaya perusahaan di atas gaji, dan angka itu meningkat menjadi 69 persen ketika mereka yang sudah masuk bekerja. Bagi pemberi kerja yang tertarik untuk menarik bakat baru, budaya perusahaan telah menjadi nilai jual terbaru dan terbesar.
Budaya perusahaan adalah kumpulan kualitas dalam perusahaan yang mengatur bagaimana karyawan dan manajemen berinteraksi. Beberapa perusahaan mendefinisikan budaya perusahaan secara eksplisit, tetapi memiliki efek yang mendalam pada hubungan karyawan, tunjangan, gaji, perekrutan dan pemberhentian, dan hampir setiap aspek lain dari bekerja di sebuah perusahaan. Yang terpenting, budaya perusahaan memiliki pengaruh penting terhadap kepuasan dan motivasi karyawan.
Budaya perusahaan dapat memberikan pengaruh yang cukup besar, khususnya bila budaya itu kuat (strong culture). Budaya perusahaan yang kuat dapat mengakibatkan perusahaan mampu meningkatkan daya saing, sehingga dapat mengambil tindakan dan terkoordinasi terhadap pesaing dan pelanggan. Selain daripada itu, budaya perusahaan dapat mengarahkan para karyawan yang mempunyai kompetensi yang lebih untuk dapat bersama-sama mencapai tujuan.
Pengertian Corporate Culture
- Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi yang menyediakan aturan untuk berbagi informasi, mencapai kesepakatan umum, dan bertindak atas maknanya (Gorman, 2004).
- Organizational culture atau corporate culture dideskripsikan sebagai kumpulan norma, kepercayaan, prinsip dan cara berperilaku yang secara bersama – sama menciptakan perilaku yang berbeda dari tiap – tiap organisasi (Willcoxson & Millett, 2000)
- Corporate Culture adalah "pola nilai-nilai dan keyakinan bersama yang membantu individu memahami fungsi organisasi dan dengan demikian menyediakan mereka norma-norma perilaku dalam organisasi "(Deshpande dan Webster 1989,ppp.4)
Dimensi Corporate / Organizational Culture
Dimensi Organizational Culture Terdapat 4 dimensi dalam menentukan karakteristik organizational culture yang dikembangkan oleh Durendez &Garcia, (2010). Dimensi-dimensi tersebut antara lain :
- Clan : Budaya klan umumnya ada dalam perusahaan yang mencari pengendalian internal dalam organisasi namun dengan fleksibilitas, mengkhawatirkan mengenai karyawan dan menunjukkan perhatian khusus pada konsumen.
- Adhocracy : Budaya adhocratic terkait dengan perusahaan yang berfokus pada aspek eksternal dari organisasi, mencari tingkat fleksibilitas dan inovasi yang tinggi.
- Market : Budaya market muncul pada organisasi yang mengutamakan orientasi eksternal bisnis, namun pada saat yang sama mempertimbangkan kebutuhan akan pengendalian dan stabilitas internal
- Hierarchical : Budaya hierarchical memberi perhatian khusus pada aspek internal yang membutuhkan pengendalian dan stabilitas.
Penjelasan Corporate Culture
- Merupakan kebutuhan dan aspirasi dari anggota kelompok yang berupa aturan-aturan yang bisa mengakomodasi kebutuhan dan keinginan dari masing-masing anggota kelompok dalam satu kesatuan organisasi.
- Penguatan budaya melindungi kebutuhan anggota-anggotanya, adanya sanksi dan penghargaan bagi para anggotanya berdasarkan pada aturan yang telah ditetapkan dalam organisasi.
- Mempunyai keseimbangan nilai yang timbal balik artinya penilaian antara pengetahuan budaya yang dimiliki anggota-anggotanya.
- Mempunyai pola aturan yang tetap sehingga dapat diwujudkan oleh anggotanya sebagai sebuah tindakan yang nyata dan sebagai tradisi dari perusahaan yang bersangkutan.
- Kebudayaan sebagai komunikasi dalam konteks mempunyai simbol pengungkapan perasaan yang dapat dimengerti antar masing-masing anggota organisasi.
Jenis Budaya Perusahaan
Berorientasi pada Pemenuhan Kepuasan Diri
- Mengutamakan kepuasan para pegawainya.
- Setiap masalah ditangani dengan cara kekeluargaan.
- Para karyawan diberi kebebasan dalam bekerja asal sesuai target.
- Aturan diberlakukan tidak terlalu ketat agar karyawan tidak merasa terkekang.
Contoh: perusahaan keluarga, perusahaan berskala kecil.
Berorientasi pada Proyek
- Profesionalitas adalah segalanya. Kemampuan seseorang lebih penting daripada kelakuan atau penampilan.
- Kerja tim sangat dibutuhkan.
- Hasil dan target kerja sangat penting sehingga sistem punishment and reward sering digunakan.
- Bekerja sesuai job description sangat dihargai.
Contoh: perusahaan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan.
Berorientasi pada Peran
- Sangat birokratis, sehingga semua prosedur harus sesuai aturan dan garis hirarki.
- Pekerjaan dilakukan secara teratur, sistematis, dan rutin.
- Aturan diutamakan daripada kreativitas pegawai. Bekerja sesuai aturan lebih dihargai daripada melanggar meski hasilnya bagus.
- Pegawai diharuskan mengikuti aturan yang ditetapkan dari atas.
Contoh: perusahaan minyak.
Berorientasi pada Kekuasaan
- Atasan selalu benar, dan harus diperlakukan layaknya orang tua di sebuah keluarga.
- Sistem kerja seperti sebuah keluarga, setiap karyawan harus saling membantu dan melindungi satu sama lain.
- Tidak ada standar kerja yang baku setiap saat bisa berubah sesuai keinginan atasan. Jenjang struktural dan aturan seringkali tidak dipakai.
- Kedekatan dengan atasan mempengaruhi promosi.
Contoh: partai politik, perusahaan pemerintah.
Budaya Perusahaan Toyota
Budaya perusahaan Toyota atau lebih dikenal sebagai Toyota Way diciptakan berdasar pada basis SDM dimana perusahaan mempercayai bahwa Toyota terdiri dari orang (Hito dalam bahasa Jepang), dan membangun kemampuan manusia/ SDM (Hito-tsukuri) melalui pelatihan,coaching dan mentoring sebagai tanggungjawab utama di dalam perusahaan.
Toyota Way dibentuk oleh dua pilar utama dan pilar tersebut menciptakan lima nilai yang dapat menumbuhkan budaya perusahaan (corporate culture) yaitu:
Pilar Pertama yaitu peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) yaitu memiliki keinginan untuk terus meningkatkan bisnis melalui penciptaan ide-ide dan upaya yang terbaik untuk menghasilkan good products and services quality yang direpresentasikan dalam tiga nilai yaitu challenge (tantangan) artinya membuat suatu keputusan manajemen dalam berbisnis berdasarkan filosofi jangka panjang, kaizen yaitu pembelajaran organisasi secara terus menerus dengan melihat masa depan, dan genchi genbutsu yaitu melihat realita yang ada di depan mata agar lebih memahami situasi dengan benar.
Pilar kedua, adalah respect for people (rasa hormat terhadap orang lain) yang menekankan bahwa memiliki respect kepada sesama merupakan hal penting dalam bisnis karena kesuksesan dari sebuah bisnis diciptakan dari usaha individu dan teamwork yang baik. Respect for people menumbuhkan dua nilai yaitu respect dan teamwork. Dalam pemaparan tentang Toyota Way beliau pun menjelaskan 4P model Toyota Way yang menjadi dasar dari Toyota Production System (TPS) yang dipraktikkan di pabrik-pabrik Toyota di seluruh dunia, yaitu Philosopy,Process, People/Partners dan Problem Solving
Tidak ada komentar:
Posting Komentar