Senin, 15 Maret 2021

Perbedaan Omset, Profit dan Margin - RIKI ARDONI

 

Omzet

Omzet adalah sejumlah nilai total dari penjualan produk dalam suatu kurun waktu tertentu. Omzet (Penjualan atau Revenue) sering disebut sebagai "Top Line" karena berada di bagian atas laporan laba rugi. Omset dikatakan sebagai pendapatan yang didapat dari hasil dagang. Baik perdagangan jasa atau barang dalam satu periode tertentu. Hanya saja, pendapatan tersebut belum dikurangi HPP dan biaya yang ditanggung perusahaan.

Bagaimana Cara Menghitung Omzet?




 
 

Rumus perhitungan omzet itu sangat sederhana, yakni ;

Omset (TR) = harga jual (P) x kuantitas jual (Q).

Atau TR = P x Q.

Sebuah Toko mainan mampu menjual ratusan produk pada bulan Januari 2020 dan memperoleh omzet seperti tertera dalam tabel berikut.


Profit

Sedangkan profit, merupakan pendapatan yang kamu dapat dari hasil penjualan. Produk yang kamu jual bisa barang ataupun jasa, serupa dengan omzet. Hanya saja, profit sudah dikurangi dengan HPP dan biaya yang harus ditanggung perusahaan.

Jadi, Profit/ Laba dihitung dengan mengurangkan omzet dengan biaya-biaya lain seperti harga pokok penjualan, harga pokok produksi, gaji pegawai, beban usaha, retur penjualan, pajak, dll. Hasil dari perhitungan ini disebut dengan profit atau penghasilan bersih.

Profit sendiri ada dua, gross profit dan Net profit. Lebih jelas biar ga mumet, langsung praktek ya guys.. 


 


Gross Profit:

Laba Kotor (Gross Profit) = Total Omzet – Total Modal Pembeli

                                          = Rp12.500.000 - Rp  9.050.000

                                          = Rp. 3.450.000

Net Profit :

Laba Bersih = Total Omzet – Total modal pembelian – Biaya Operasional

                    = Rp12.500.000 – Rp9.050.000 – Rp2.000.000 

                   = Rp. 1.450.000

*Laba bersih diatas, laba sebelum bunga dan pajak jika ada.

 

 

Margin Laba

Margin Laba atau profit margin adalah rasio profitabilitas yang dihitung dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan dikali 100%. Margin laba menunjukkan keuntungan yang diperoleh dari penjualan. Keuntungan ini biasanya dinyatakan dalam hubungannya dengan laba bersih dan laba kotor. Keuntungan itu sendiri dapat ditingkatkan dengan memperoleh pendapatan tambahan atau dengan cara mengurangi biaya. 

Ketika nilai margin laba tinggi, perusahaan dinilai bekerja dengan baik dari sudut pandang finansial, karena menghasilkan laba secara maksimal dan dinilai dapat mengelola keuangan dengan efektif sehingga akan berpengaruh pada peningkatan harga saham. Hal ini dikarenakan laba bersih yang meningkat berpengaruh pada minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut, yang kemudian akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut meningkat. 

Sebaliknya, jika margin laba sebuah perusahaan dinilai rendah, perusahaan tersebut dinilai memiliki profitabilitas yang tidak terlalu aman. 

 

Menghitung Margin Laba

Berikut dua persamaan untuk menghitung margin laba:

  1. Menghitung margin laba kotor (gross profit margin)

GPM = Penjualan - Harga pokok penjualan / Penjualan

    

    2. Menghitung margin laba bersih (net profit margin)

NPM = Laba setelah bunga dan pajak / penjualan bersih 

 


GPM  = Penjualan - Harga pokok penjualan / Penjualan

GPM  = 12.500.000 – 9.050.000 x 100%

                        12.500.000

        = 27.6 %

 

Laba Setelah bunga dan Pajak = Laba Bersih – Bunga – Pajak

                                              = 1.450.000 – 2.000

                                            = 1.448.000

 

NPM = Laba setelah bunga dan pajak / Penjualan Bersih

       = 1.448.000 x 100%

          12.500.000

       = 11.6 %

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo dan Kertas Kerja - Riki Ardoni

A yat Jurnal Penyesuaian ( Adjusting Journal Entry ) atau ‘AJP’ adalah proses pencatatan perubahan saldo ak...