Apa itu Blue Ocean Strategy?
Strategi samudra biru adalah mengejar diferensiasi dan berbiaya rendah secara simultan untuk membuka ruang pasar baru dan menciptakan permintaan baru. Ini tentang menciptakan dan menangkap ruang pasar yang tidak tersaingi, sehingga membuat persaingan menjadi tidak relevan. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa batasan pasar dan struktur industri tidak diberikan dan dapat direkonstruksi oleh tindakan dan keyakinan para pelaku industri.
Apa itu Lautan Merah dan Lautan Biru?
Dua istilah tersebut dicetuskan oleh dua professor yakni W. Chan Kim dan Renée Mauborgne. Keduanya adalah Professor of Strategy and Management di INSEAD dan co-director of the INSEAD Blue Ocean Strategy Institute di Fontainebleau, Perancis.
Sebuah kompetisi yang sehat tentu akan menjaga stabilitas sebuah industri tersebut tanpa adanya kompetisi dapat saja sebuah bisnis dalam industri tersebut menjadi tidak berkembang. Lalu apa hubungannya kompetisi dengan Red Ocean atau Blue Ocean?
Dalam buku klasik mereka yang sangat relevan saat ini, Blue Ocean Strategy , Chan Kim & Renée Mauborgne menciptakan istilah 'samudra merah' dan 'samudra biru' untuk menggambarkan pangsa pasar. Disebutkan bahwa sebenarnya persaingan dalam pasar dapat dibagi 2 macam, yaitu red ocean dan blue ocean. Untuk perbandingan antara red ocean dan blue ocean dapat dilihat pada tabel berikut:
LAUTAN MERAH
istilah yang digunakan untuk menganalogikan sebuah industri yang sudah diketahui dan memiliki banyak pelaku usaha didalamnya, analogi Red Ocean digunakan untuk menggambarkan bahwa persaingan dalam sebuah industri tersebut terjadi hingga merubah warna air menjadi merah atau para pelaku usaha harus berkompetisi hingga berdarah-darah.
Kondisi Red Ocean adalah sebuah kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor. Yang membuat Red Ocean ini menjadi kompetisi sengit adalah karena yang terjadi pada pasar tersebut, permintaan lebih sedikit dari pada penawaran. Akibatnya persaingan dengan kompetitor menjadi sangat ketat dan bisa saja antar pesaing saling menghancurkan.
Di sini, perusahaan mencoba mengungguli pesaing mereka untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari permintaan yang ada. Saat ruang pasar semakin ramai, keuntungan dan pertumbuhan berkurang. Produk menjadi komoditas, yang mengarah ke persaingan yang kejam atau 'berdarah'. Oleh karena itu digambarkan samudra merah. Alih-alih berjuang untuk bertahan hidup di “Samudra Merah” yang dipenuhi oleh ikan hiu dari kompetisi ganas, mengapa tidak pindah ke “Lautan Biru” di mana ada sedikit atau tidak ada kompetisi?
SAMUDRA BIRU mencari ruang industri yang baru (belum ada saat ini) - ruang pasar yang tidak diketahui, tidak tercemar oleh persaingan. Di samudra biru, permintaan diciptakan alih-alih diperebutkan. Ada banyak peluang untuk pertumbuhan yang menguntungkan dan juga cepat.
Di samudra biru, persaingan tidak relevan karena aturan permainan sedang menunggu untuk ditetapkan. Samudra biru adalah analogi untuk menggambarkan potensi yang lebih luas dan lebih dalam yang dapat ditemukan di ruang pasar yang belum dijelajahi. Samudra biru sangat luas, dalam, dan kuat dalam hal pertumbuhan yang menguntungkan.
Blue Ocean Strategy merupakan sebuah strategi untuk melepaskan kita dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean (Lautan Merah). Pada Blue Ocean kondisinya berbanding terbalik dengan Red Ocean. Disini persaingan nyaris tidak ada, karena diawali dengan berani tampil beda tadi. Karena sudah tergolong beda dengan kompetitor sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik dengan produk kita tergolong khusus juga. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih tinggi.
Dalam menerapkan Blue Ocean Strategy, dikenal yang namanya 4(empat) tindakan.
- Eliminate (Hapuskan), yaitu menghapuskan unsur-unsur yang tidak bernilai dari produk.
- Reduce (Kurangi), yaitu mengurangi unsur-unsur yang nilainya kurang tapi masih diperlukan.
- Raise (Tingkatkan), yaitu meningkatkan unsur-unsur yang akan dijadikan keunggulan dari produk hingga diatas standar industri yang ada.
- Create (Ciptakan), menciptakan hal-hal baru yang belum pernah ada di industri tersebut.
4 (empat)
tindakan inilah yang menjadi dasar dalam mengimplementasikan Blue Ocean Strategy. Sebagai contoh
kita banyak melihat banyak perusahaan-perusahaan raksaksa tumbang bukan lagi
oleh sesama pesaing mereka yang se level, tapi oleh pendatang baru. Perusahaan taxi
bertumbangan bukan sesama perusahaan Taxi, tapi mereka tumbang oleh pendatang
baru seperti Grab car dan Gojek.
Kalau dulu perusahaan TV meraup untung luarbiasa, bahkan yang punya mesuk menjadi deretan orang terkaya, tapi sekarang belum lama ini ada yang menjual sahamnya untuk menutupi utang, mereka dikalahkan oleh pendatang baru seperti Youtube, bahkan di facebook pun orang bisa melihat Film aksi, drama korea dan sebagainya. Menurut sebuah survei oleh Comscore tahun lalu, misalnya, menunjukkan bahwa kaum Millenial usia 18-35 tahun lebih menyukai YouTube ketimbang TV sebagai penyedia konten video. Hal serupa terjadi pula di Indonesia sejak 2015, di mana sebuah studi Millward Brown menunjukkan para pengguna smartphone Tanah Air -yang berjumlah sekitar 30 persen dari populasi- lebih banyak menonton video dari perangkat internet (ponsel, tablet, atau komputer) ketimbang televisi.
Jadi inovasi dan teknologi menjadi hal yang terpenting dalam menerapkan Blue Ocean strategy. Dan yang lagi tren saat ini adalah kendaraan listrik yang di prediksi menjadi teknologi masa depan.
Mungkin itu pembahasan kali ini terimakasih sudah berkunjung. Dan jangan lupa untuk melihat artikel yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar