ANALISIS KEBANGKRUTAN (FINANCIAL DISTRESS) DENGAN ALTMAN Z-SCORE
Salah satu dampak terburuk dari kinerja keuangan yang buruk adalah Kebangrutan. Salah satu cara untuk mengukur risiko kebangkrutan adalah dengan menggunakan Rumus Altman Z-Score. Risiko kebangkrutan perusahaan saat terjadinya krisis Pandemi Covid 19 besar apalagi ditambah kondisi ketidakpastian ini sudah berlangsung tahun kedua. banyak perusahaan yang mulai memasuki masa-masa Financial Distress.
Apa itu Financial Distress?
Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi pada perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi.
Indikator lain dari financial distress adalah perusahaan cenderung mengalami kesulitan likuiditas yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan yang semakin menurun dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Kondisi ini disertai dengan penurunan laba serta aset tetap dan biasanya terjadi menjelang kebangkrutan.
Terdapat 5 model dalam mengukur tingkat financial distress yaitu:
2. Altman Z Score
3. Wilcox Model
4. Blum Marc’s Failing Company Model
5. L.C Gupta Model
Dari kelima model tersebut, Salah satu model yang paling populer dalam dunia akademisi yaitu model Altman Z-Score. Formula yang diberikan oleh Edward. I Altman yang nantinya dapat digunakan untuk memprediksi apakah sebuah perusahaan sedang mengalami kebangkrutan atau tidak dan memiliki kecenderungan akan mulai pailit.
Apa itu Altman Z-Score?
Altman Z-score ditemukan oleh Profesor keuangan, Edward I. Altman pada tahun 1968. Edward. I Altman memberikan formula yang berfungsi untuk memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan dengan data laporan keuangan. Formula ini dari tahun ke tahun terus dievaluasi dan memiliki akurasi antara 82% dan 94%.
Altman Z-Score menggunakan lima rasio keuangan sebagai pertimbangan yaitu
2. Leverage,
3. Likuiditas (Liquidity),
4. Solvabilitas (Solvency), Dan
5. Aktivitas (Activity).
Rumus Altman Z-Score
Altman Z-Score dinyatakan dalam bentuk Persamaan Linear yang terdiri dari 4 hingga 5 koefisien pada variabel “T” yang mewakili rasio-rasio keuangan tertentu.
Rumus Altman Z-score dibedakan menjadi tiga formula yakni:
1. RUMUS ALTMAN Z-SCORE PUBLIC MANUFACTURER
Ini merupakan penerapan formula asli dari Altman Z-Score yang digunakan pada perusahaan-perusahaan manufaktur publik.
Z-Score = 1.2T1 + 1.4T2 + 3.3T3 + 0.6T4 + 0.999T5
Dimana :
- T1 = Modal Kerja Neto (Working Capital) / Total Aset (mengukur likuiditas)
- T2 = Laba ditahan / Total Aset (mengukur profitabilitas)
- T3 = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) / Total Aset (mengukur produktivitas)
- T4 = Nilai Pasar Ekuitas (Market value of equity) / Total Utang (Total Liabilities).
- T5 = Penjualan (sales) / Total Aset (mengukur efektivitas)
Interprestasi Nilai Altman Z-Score Public Manufactur adalah:
Nilai Z Score |
Interprestasi |
Keterangan |
> 3.00 |
Zona Aman |
Perusahaan aman dan bagus serta terhindar dari risiko kebangkrutan |
2,70 ≤ Z Score < 2,99 |
Zona Abu-Abu |
Kondisi perusahaan yang membutuhkan perhatian khusus |
1,80 ≤ Z-Score < 2,70 |
Zona Abu-Abu |
Kemungkinan perusahaan mengalami financial distress dalam 2 tahun ke depan |
Z < 1,80 |
Zona Distress |
Potensi kuat di mana perusahaan mengalami kebangkrutan |
2. RUMUS ALTMAN Z-SCORE PRIVATE MANUFACTURER
Formula kedua ini merupakan modifikasi untuk mengantisipasi kelemahan dari formula asli Altman Z-Score.
Untuk Z-score Model ke-2 ini, dianggap bagus diterapkan untuk perusahaan manufaktur pribadi milik swasta karena kita tidak bisa menghitung market value of equity. Variabel T4 diganti menjadi perbandingan Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang ( Book value of Equity to Book Value Total Liabilities).
Mengingat tidak semua perusahaan yang Go-publik dan tidak memiliki Nilai Pasar. Maka berikut rumus Altman Z-score untuk perusahaan yang tidak go publik di modifikasi menjadi sebagai berikut :
Z-Score = 0.717T1 + 0.847T2 + 3.107T3 + 0.420T4 + 0.998T5
Dimana :
- T1 = Modal Kerja Neto (Working Capital) / Total Aset (mengukur likuiditas)
- T2 = Laba ditahan / Total Aset (mengukur profitabilitas)
- T3 = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) / Total Aset (mengukur produktivitas)
- T4 = Nilai Buku Modal (Book Value Of Equity) / Total Utang (Total Liabilities)
- T5
= Penjualan (Sales) / Total Aset (mengukur efektivitas)
Interprestasi Nilai Altman Z-Score Private Manufactur adalah:
Nilai Z Score |
Interprestasi |
Keterangan |
Z-Score > 2,90 |
Zona Aman |
Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan dianggap aman |
1,23 ≤ Z-Score < 2,90 |
Zona Abu-Abu |
Terdapat kondisi keuangan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus |
Z < 1,23 |
Zona Distress |
Perusahaan berpotensi kuat akan mengalami kebangkrutan (Financial distress ) |
3. RUMUS ALTMAN Z-SCORE UNTUK PERUSAHAAN NON MANUFAKTURER
Altman Z-Score ini juga tidak cukup kuat untuk memprediksikan kondisi perusahaan-perusahaan Non-Manufaktur (seperti perusahaan kecil, retail, sektor jasa dan perusahaan penerbit obligasi) di mana nilai Sales/Total Assets pada industri ini secara normal jauh lebih besar daripada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu terdapat kemungkinan terdapat bias pada hasil pengukuran Z-Score.
Dengan demikian variabel T5 (Asset turnover) pada perusahaan Non-manufaktur dihilangkan karena perputaran aset pada perusahaan non-Manufaktur tidak memiliki pengaruh bila dibandingkan dengan perusahaan Manufaktur.
Pada perusahaan non manufaktur, formula hanya terdiri dari 4 variabel “T” yang mana rumusnya adalah:
Z = 6,56 T1 + 3,26 T2 + 6,72 T3 + 1,05 T4
Dimana :
- T1 = Modal Kerja Neto (Working Capital) / Total Aset (mengukur likuiditas)
- T2 = Laba ditahan / Total Aset (mengukur profitabilitas)
- T3 = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) / Total Aset (mengukur produktivitas)
- T4 = Nilai pasar ekuitas (market value of equity) / Nilai Buku Total Liabilitas (Book Value Total Liabilities).
Interprestasi Nilai Altman Z-Score Non Manufactur adalah:
Nilai Z Score |
Interprestasi |
Keterangan |
Z-Score > 2,60 |
Zona Aman |
Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan dianggap aman |
1,1 ≤ Z-Score < 2,60 |
Zona Abu-Abu |
Terdapat kondisi keuangan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus |
Z < 1,1 |
Zona Distress |
Perusahaan berpotensi kuat akan mengalami kebangkrutan (Financial distress ) |
CONTOH ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN ALTMAN Z-SCORE
Di berikan neraca keuangan PT. Toyota Honda. TBK. Selama periode 2019 sebagai berikut:
PT. Toyota Honda |
||
Laporan Laba Rugi Tahun 2019 |
||
(dalam jutaan Dollar) |
||
Penjualan |
|
2.311 |
Harga pokok penjualan |
|
1.344 |
Penyusutan |
|
276 |
Laba sebelum bunga dan pajak |
|
691 |
Bunga dibayarkan |
|
141 |
Laba kena pajak |
|
550 |
Pajak (34%) |
|
187 |
Laba bersih |
|
363 |
DIVIDEN |
121 |
|
Tambahan pada laba ditahan |
242 |
|
Kita berasumsi bahwa Penjualan selama PT. Toyota Honda Tbk Tahun 2019 memiliki 33juta saham beredar serta sahamnya di jual pada harga $88 per lembar pada akhir tahun. Buatlah Analisis kebangrutannya?
RUMUS ALTMAN Z-SCORE PUBLIC MANUFACTUR |
Z-Score = 1.2T1 + 1.4T2 + 3.3T3 + 0.6T4 + 0.999T5 |
Akun |
Nominal |
Total Aset |
3.588 |
Total Utang |
997 |
Penjualan |
2.311 |
Laba ditahan (Retained Earnings ) |
242 |
Modal Kerja Bersih |
168 |
Laba Sebelum Bunga dan Pajak / EBIT |
691 |
Market Value of Equity (Kapitalisasi Pasar) |
2.904 |
Dimana :
- Modal Kerja bersih (Working Capital) = Total Aset lancar (Current Assets) – Total Utang lancar (Current Liabilities)
- Market Value of Equity (Kapitalisasi Pasar) = Harga Saham x Jumlah Saham beredar
Variabel |
Parameter |
Nilai |
Koefisien |
Nilai x Koefisien |
T1 |
Modal Kerja Neto / Total Aset |
0,047 |
1,2 |
0,06 |
T2 |
Laba ditahan / Total Aset |
0,067 |
1,4 |
0,09 |
T3 |
Laba usaha (EBIT) / Total Aset |
0,193 |
3,3 |
0,64 |
T4 |
Market value of equity) / Total Utang |
2,913 |
0,6 |
1,75 |
T5 |
Penjualan (sales) / Total Aset |
0,644 |
0,999 |
0,64 |
|
Nilai Z Score |
3,18 |
Pada hasil perhitungan analisis Financial distress dengan model Altman Z-Score. didapatkan nilai Z-Score 3.18. artinya nilai Z-Score diatas nilai ambang batas >3.00. hal ini menunjukkan bahwa PT Toyota Honda Tbk. Memiliki keuangan yang sehat dan bebas dari risiko kebangrutan (financial distress). Dengan kata lain PT Toyota Honda Tbk layak dijadikan tempat investasi jika dilihat dari financial distress perusahaan.
👍👍
BalasHapus