Perbedaan Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) yang merupakan terjemahan dari kata Cost of Goods Sold (COGS), mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Umumnya, HPP mencakup Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead. tetapi tidak termasuk biaya tidak langsung biaya pemasaran (seperti penjualan, iklan, riset, dan pengembangan) dan Biaya Administrasi.
Cara Menghitung HPP
Perhitungan HPP bisa sedikit berbeda sesuai dengan jenis usaha. Apakah bentuk usahanya Jasa atau Dagang atau perusahaan manufaktur.
1. HPP PERUSAHAAN DAGANG / RESELLER
Secara umum perusahaan dagang adalah perusahaan yang tidak membuat produk sendiri. Melainkan hanya menjualkan produk milik produsen kepada masyarakat atau konsumen. Jenis perusahaan ini tidak melakukan produksi dalam artian mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Perusahaan ini juga tidak melakukan perubahan sedikitpun pada produk jadi.
Pada Perusahaan Dagang, HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya dan memiliki beberapa komponen berikut:
HPP = Barang Tersedia untuk Dijual – Persediaan akhir
HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir
Dimana:
Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
Persediaan akhir : Persediaan barang dagangan yang terdapat pada akhir periode atau tahun buku berjalan.
Sebelum ke contoh perhitungan, ada baik nya kita lari dikit dari tema. Kita lihat dalam Pembelian Bersih timbul istilah Potongan Pembelian. Temen- temen sudah tau belum Apa itu Potongan Pembelian? Bagi yang belum maka kita akan singgung mengenai “Potongan”.
Potongan (discount), yaitu potongan harga yang diberikan penjual kepada pembeli. Penjual akan memberikan potongan harga kepada pembeli karena beberapa alasan sebagai berikut :
- Membeli barang secara tunai dalam partai besar (jumlah yang banyak).
- Melunasi hutang sebelum jatuh tempo atau lebih cepat dari waktu yang ditentukan dalam syarat pembayaran (term of credit).
Bagi pembeli, potongan harga tersebut potongan pembelian (purchase discount), sehingga jumlah yang dikeluarkan untuk membayar harga pembelian barang menjadi berkurang. Adapun bagi penjual potongan harga tersebut disebut potongan penjualan (sales discount), sehingga jumlah uang yang diterima dari harga penjualan barang menjadi berkurang.
Jadi potongan pembelian/ potongan penjualan yaitu potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dalam sebuah transaksi jual beli.
Contoh menghitung HPP Perusahaan dagang,
Diketahui:
- Persediaan barang dagangan (awal) : Rp 10.000.000
- Pembelian : Rp 50.000.000
- Beban angkut pembelian : Rp 1.000.000
- Retur pembelian : Rp 2.000.000
- Potongan pembelian : Rp 1.500.000
- Persediaan barang dagangan (akhir) : Rp 5.000.000
Penghitungan HPP:
Pembelian bersih = (Rp.50.000.000 + Rp.1.000.000) – (Rp.2.000.000 + Rp.1.500.000) = Rp. 47.500.000
Barang tersedia untuk dijual = Rp 10.000.000 + Rp 47.500.000 = Rp 57.500.000
Maka, Harga pokok penjualan = Rp 57.500.000 – Rp 5.000.000 = Rp 52.500.000.
2. HPP PERUSAHAAN MANUFAKTUR / PRODUSEN
Perusahaan manufaktur adalah sebuah badan usaha atau perusahaan yang memproduksi barang jadi dari bahan baku mentah dengan menggunakan alat, peralatan, mesin produksi, dan sebagainya dalam skala produksi yang besar. Hasil produksi dengan nilai tambah itu kemudian dijual kepada konsumen melalui jaringan distribusi dari grosir hingga ke tingkat eceran, sehingga sampai ke tangan konsumen.
Selain dari bahan mentah menjadi produk jadi, perusahaan manufaktur adalah mencakup industri yang mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi, atau barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Bagaimana menghitung HPP jika kita seorang produsen?
Tidak berbeda antara perusahaan dagang dan manufaktur (produsen). Hanya saja ada 1 langkah yang di lewati jika kita seorang produsen yaitu proses perhitungan Harga Pokok produksi.
KONSEP MENGHITUNG HPP (HARGA POKOK PENJUALAN) PERUSAHAAN MANUFAKTUR
o Biaya Bahan Baku = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
o Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi
o Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Awal Barang Dalam Proses - Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
o Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal Barang Jadi - Persediaan Akhir Barang Jadi
Balik lagi, HPP muncul pada laporan laba rugi. Jadi, jika keseluruhan dari penjualan barang lebih besar dari HPP, maka bisnis akan menghasilkan laba. Sebaliknya, jika Penjualan lebih rendah dari HPP, maka kemungkinan besar bisnis akan mengalami kerugian.
Harga Jual
Harga Jual = Biaya Total + Laba
Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi +Laba
- Biaya bahan baku : Rp 3.500.000
- Biaya tenaga kerja : Rp 1.000.000
- Biaya lain-lain : Rp 500.000
Jika Anda menginginkan laba sebesar 10% dari biaya total, maka:
Harga Jual = Biaya total + laba
= Rp 5.000.000 + (10% x Rp 5.000.000) = Rp 5.500.000
Dengan demikian, harga setiap Cup kopi espresso yang dijual adalah sebesar Rp 55.000.
Harga pokok penjualan adalah keseluruhan
biaya (total akumulasi) keseluruhan
biaya proses yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan atau
memperoleh barang atau jasa yang dijual kepada konsumen selama periode
tertentu.
Sedangkan Harga jual merupakan besarnya harga yang yang dibebankan kepada pelanggan untuk mendapatkan barang atau jasa. Harga jual sudah mencakup HPP, biaya non-produksi, dan keuntungan yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar