Jumat, 16 Juli 2021

SCALE UP BISNIS

SCALE UP BISNIS

Jika kita sudah memulai bisnis kecil (UKM) atau Start-Up, kita mungkin masih berjuang untuk bisa membuat produk kita diterima pasar dan menghasilkan uang yang berkelanjutan. Tentu saja tanpa lupa untuk membuat bisnis yang kita jalankan mengalami Scale Up alias tumbuh berkembang dan menjadi perusahaan besar.

Scale up adalah membuat suatu perusahaan kecil menjadi lebih besar, mempunyai suatu sistem yang lebih terukur dan mampu menghasilkan laba yang lebih banyak.

CEO perusahaan Virgin bernama Richard Branson menjelaskan bahwa suatu perusahaan memang harus dimulai dari kecil. Itu artinya, pada awalnya seluruh bisnis adalah UKM hingga saat tersebut sudah benar-benar siap, mereka akan scale up menjadi suatu perusahaan yang besar.

 

Mengapa Bisnis Harus Scale Up?

Pertanyaan pertama yang timbul adalah “mengapa sebuah bisnis harus melakukan scale up?” misalnya kita sudah memulai bisnis UKM, lalu merasa sudah mendapatkan penghasilan yang kita inginkan. alhasil tidak merasa harus scale up menjadi perusahaan besar. Pola pikir seperti ini sebetulnya menjebak, lama kelamaan UKM kita akan menjadi perusahaan bonsai, alias perusahaan yang tidak bisa tumbuh lagi. kita harus menaikkan level omset misal dari 10 juta ke 100juta dengan perbaikan sumber daya manusianya, sistem dan strategi penjualan. jika kita tak mampu meng-scale up usaha kita 100x dimasa akan datang, mending ganti sebelum makan usia di situ. atau kita perbanyak jenis bisnis yang kita pegang, karena banyak juga pengusaha besar yang sukses malah bukan pada pilihan bisnis pertamanya. singkatnya dia sukses di bisnis yang ke sekian.

Jika kita tidak melakukan scale up dalam perusahaan kita, bisa jadi perusahaan tersebut menyempit pasarnya karena kita tidak kunjung berkembang, atau karena perkembangan zaman, kita tidak bisa mengikuti lagi perubahan perilaku konsumen.

Alasannya adalah UKM seperti kita lambat laun akan tergilas oleh perusahaan besar yang memiliki Core Business yang sama dengan kita. Ketika kitaa memulai bisnis, tentu kita memiliki kompetitor. Jika para kompetitor tersebut berhasil melakukan scale up sementara kita tidak, pasar kita akan dikuasai oleh perusahaan besar tersebut, karena sumber daya mereka menjadi lebih bagus, dan pengelolaannya menjadi lebih baik.

 

Ciri-Ciri Perusahaan Siap Scale Up

Ada beberapa ciri-ciri perusahaan yang siap scale up, beberapa ciri tersebut adalah:

a. Menolak Order

Cukup aneh juga, karena ciri dari perusahaan yang siap scale up salah satunya adalah sudah bisa menolak order. Maksudnya, kalau bisnis yang Anda bangun dan berjalan sudah tidak sanggup menampung permintaan produk dengan sumber daya yang ada, itu tandanya Anda harus scale up.

Misalnya Anda menaikkan kapasitas produksi dengan membeli peralatan yang lebih canggih, atau Anda membutuhkan lebih banyak customer service dan SDM lainnya.

 

b. Membutuhkan Tenaga Ahli

Tanda lain bahwa perusahaan Anda siap untuk scale up adalah Anda membutuhkan tenaga ahli. Jika biasanya Anda mengurus semuanya sendiri, mulai dari produksi, operasional dan distribusi, namun sekarang Anda membutuhkan tenaga ahli pada proses tertentu, maka itu adalah saatnya untuk memasuki tahapan yang berikutnya.

Contohnya jika kita menjual kopi, lalu kita membutuhkan seorang Q grader untuk menjamin kualitas kopi kita karena semakin ketat persaingan. kita berarti sudah siap untuk scale up agar kita bisa memenangkan pasar yang lebih besar.

 

c. Penjualan yang konsisten dan repeat order

Ini adalah indikator yang paling sederhana jika perusahaan Anda siap untuk scale up. Yaitu dengan memperhatikan cashflow perusahaan Anda. Jika aliran keuangannya sehat, dalam artian tidak merugi dan semua kebutuhan tertutupi, itu bisa menjadi indikator.

Selain itu, jika order yang Anda terima berulang dari pemesan yang sama beberapa kali, berarti Anda sudah memiliki konsumen yang loyal. Perhatikan juga, penjualannya, jika jumlahnya stabil bahkan meningkat, Anda bisa mempertimbangkan untuk scale up.

 

d. Menekan Risiko

Terakhir adalah Anda sudah tidak melakukan gambling alias banyak mengambil risiko. Pada saat Anda memulai bisnis, Anda pasti mengambil risiko berkali-kali, karena tidak ada jaminan sedikit pun bahwa ide Anda akan berhasil. Ketika Anda tidak perlu mengambil risiko terlalu besar untuk setiap keputusan bisnis Anda itu artinya Anda siap untuk scale up karena itu juga berarti sistem yang Anda bangun sudah terbukti berhasil.

 

Langkah Memulai Scale Up

Sebetulnya, kedua hal ini terbilang sangat fundamental bagi para founder saat membangun startup, yakni visi-misi dan mindset.

founder perlu memastikan kembali visi-misi dan mindset mereka. Kedua hal ini akan menjadi sebuah pengingat penting untuk  menentukan langkahnya membesarkan bisnis. Kita perlu pastikan apakah founder memiliki visi dan misi yang jelas. Demikian juga mindset, apakah membangun startup hanya untuk mendapatkan fresh money atau bisnis jangka panjang.

 

1. Memperbanyak kolaborasi

Ketika membangun startup, owner akan bertemu dengan banyak orang. Dalam kaitannya dengan scale up. penting menjaga koneksi dengan banyak pihak karena mereka berpotensi menjadi mitra bisnisnya di masa depan.

Kita perlu tahu bahwa income terbesar bukan dari sales melainkan partnership. Maka itu, jangan mengeksklusifkan bisnis karena ruang lingkup menjadi terbatas. Partnership harus diperbanyak dan dijaga.

 

2. Diversifikasi produk: kenali pasar dan masalahnya 

Dalam melakukan diversifikasi produk, startup tidak boleh hanya mengikuti ego perusahaan, tetapi mengikuti apa yang diinginkan oleh konsumen. Hal ini dapat diketahui dengan memvalidasi data dengan masalah yang terjadi di lapangan.

Ada hal lain yang tak kalah penting saat mengembangkan produk baru, yakni jangan terpaku pada produk yang mudah atau teknologi tinggi. Mudah dikembangkan tetapi belum tentu produk itu dibutuhkan pasar. Jangan takut untuk mengembangkan produk yang lebih sulit.

 

3. Belajar dari startup yang sukses

Kunci dari membangun startup adalah tidak takut gagal dalam berinovasi dan mengembangkan suatu hal. Setiap startup akan memiliki pengalaman jatuh-bangun sendiri dalam membangun bisnisnya.

Membesarkan bisnis tentu menantang. Perubahan dan dinamika startup akan terjadi seiring bertambahnya karyawan, fokus bisnis, dan target yang ingin dicapai.

Maka itu, kita tidak perlu malu untuk mau belajar startup-startup lain yang sudah sukses. Pengalaman mereka bisa jadi inspirasi kita untuk mengembangkan bisnis. terus belajar hingga mendapatkan pola bisnis yang kita kembangkan.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo dan Kertas Kerja - Riki Ardoni

A yat Jurnal Penyesuaian ( Adjusting Journal Entry ) atau ‘AJP’ adalah proses pencatatan perubahan saldo ak...