Apa itu
Valuasi?
Kata valuasi sering kita
dengar ketika kita berbicara terkait masalah finansial (keuangan) dan
investasi. Apalagi saat kita ingin investasi di pasar modal (saham). Kita harus
tau nilai valuasi perusahaan tersebut di bursa.
Valuasi merupakan kata
serapan dari bahasa Inggris valuation yang berarti Penilaian.
Jadi Valuasi merupakan
suatu perhitungan nilai sebuah perusahaan guna untuk proses pengambilan
keputusan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Valuasi
Terdapat
enam faktor yang memengaruhi naik dan turunnya valuasi. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Stabilitas
Penjualan Bisnis
Aktifitas
penjualan merupakan sebuah proses yang sangat mempengaruhi berjalannya sebuah
bisnis. Maka, faktor utama yang memengaruhi valuasi adalah stabilitas penjualan
perusahaan. Dengan kondisi bisnis yang stabil, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan tersbut telah memiliki konsumen yang loyal. Dengan pertumbuhan
penjualan yang stabil dan bahkan cenderung meningkat, maka nilai valuasi
perusahaan juga akan meningkat.
2. Pendanaan
Biasanya
perusahaan rintisan bisa berdiri karena berbagai macam pendanaan yang
diterimanya. Atau case lainnya, perusahaan sedang bermasalah, sehingga
membutuhkan suntikan dana yang baru. Namun, ketika sudah berdiri sendiri dan
menghasilkan profit yang bagus, perusahaan akan lebih jarang menerima dana dari
berbagai investor. Jadi, pendanaan juga bisa memengaruhi valuasi. Jika kamu
bisa memanfaatkan pendanaan untuk meningkatkan profit, nilai jual bisnis bisa
bertambah.
3. Keberhasilan
Model Bisnis
Faktor
ketiga yang memengaruhi nilai valuasi yaitu model bisnis. Kamu bisa melihat
perusahaan rintisan yang berhasil bertahan lebih dari 5 tahun atau 10 tahun.
Rata-rata perusahaan tersebut memiliki model bisnis yang unik, mampu bersaing
dengan perubahan waktu, dan membaca kebutuhan konsumen dengan baik. Perusahaan
yang mampu bertahan hingga bertahun-tahun, bisa dikatakan perusahaan yang
berhasil dan memiliki valuasi yang cenderung meningkat.
4. Manajemen
yang Berkualitas
Manajemen
bisnis di sebuah startup juga bisa memengaruhi nilai valuasi. Kamu mungkin juga
sudah melihat perusahaan-perusahaan yang memiliki valuasi tinggi tidak dipimpin
oleh orang sembarangan. Biasanya mereka memiliki pendidikan yang tinggi dan
memiliki pengalaman dalam mengatur bisnis dengan baik. Perusahaan tersebut juga
memiliki struktur organisasi yang jelas dan SDM yang berkompeten di bidangnya
masing-masing. Jika manajemen bisnis dilakukan dengan baik, memiliki struktur
organisasi yang jelas, dan SDM yang berkompeten, maka performa perusahaan bisa
meningkat dan memiliki prospek yang baik. Dengan demikian, valuasi startup juga
meningkat.
5. Kepemilikan
Aset
Aset
yang dimiliki sebuah perusahaan sangat memengaruhi valuasi mereka. Aset bisa
berupa gedung, tanah, investasi, dan lain sebagainya. Makin banyak aset yang
dimiliki perusahaan, makin tinggi juga valuasinya. Namun, hal yang perlu
diingat bukan hanya soal kuantitas asetnya, tapi juga kemampuan perusahaan
memanfaatkan aset tersebut sebaik-baiknya, sehingga mampu membuatnya
berkembang.
6. Persaingan
Industri
Nilai
jual perusahaan juga bisa dipengaruhi oleh persaingan industri. Apabila sebuah
startup lebih menjanjikan dibandingkan kompetitor di niche bisnis yang sama,
maka valuasinya akan meningkat. Itu artinya, nilai sebuah perusahaan dinilai
dari perbandingan kondisi bisnis lain dalam sebuah industri yang ukurannya
kurang lebih sama.
Cara Perhitungan Valuasi
Ada beberapa
cara yang dipahami dalam mengukur valuasi sebuah perusahaan, diantaranya
sebagai berikut:
Market Cap (Market Capitalization)
Market
Cap (Market Capitalization) atau yang umum dikenal dengan Kapitalisasi
Pasar.
Dalam
dunia pasar modal/saham. Market Capital merupakan nilai kapitalisasi pasar perusahaan
publik berdasarkan total nilai sahamnya.
Sederhananya,
Menghitung kapitalisasi pasar dilakukan dengan mengalikan harga saham
perusahaan dengan total saham yang beredar di pasar.
Kapitalisasi Pasar = Jumlah Saham Yang Beredar x Harga Per
Lembar Saham
Misalnya
saja, perusahaan XYZ mempunyai total saham yang beredar sebanyak 100 juta
lembar, dengan harga per lembarnya sebesar Rp 2.000. Maka, total kapitalisasi
pasar perusahaan XYZ adalah sebesar Rp 200 miliar.
artinya,
untuk membeli/akuisisi perusahaan XYZ seluruhnya, Anda harus memiliki uang
sebesar 200 miliar rupiah.
Valuasi Aset
Nilai
dari aset bersih perusahaan dapat menentukan valuasi dari suatu perusahaan. Total
aset bersih merupakan nilai sebuah aset keseluruhan setelah dikurangi dengan
kewajiban (utang) perusahaan tersebut.
Jadi,
jika total aset perusahaan Rp10 miliar dan total hutangnya Rp2 miliar, valuasi
aset perusahaan adalah Rp8 miliar.
Metode
ini bisa mengukur valuasi dengan cepat. Sayangnya, kurang begitu akurat karena
tidak memperhitungkan faktor lain, seperti awareness konsumen terhadap bisnis.
Discounted
Cash Flow
Berbeda
dengan valuasi aset yang memperhitungkan data yang ada saat ini, discounted cash
flow menggunakan perkiraan arus kas di masa depan.
Untuk
menggunakan metode ini, Anda perlu memperkirakan jumlah pendapatan dan
pengeluaran untuk beberapa waktu ke depan. Setelah itu, kurangi jumlah tersebut
dengan total pendapatan dan pengeluaran saat ini. Hasilnya adalah net present
value yang menunjukkan nilai ekonomi bisnis.
Rumus
discounted cash flow seperti di bawah ini:
Perkiraan arus kas – Arus kas saat ini
Discounted
cash flow digunakan jika Anda ingin meyakinkan investor. Dengan prediksi arus
kas yang terus membaik, potensi perkembangan bisnis juga diperkirakan
meningkat.
Revenue
Untuk
menggunakan metode penghitungan ini, kalikan jumlah pendapatan kotor Anda tahun
sebelumnya dengan industry multiplier. Jika pendapatan Anda Rp300 juta dan
multiplier-nya 4, artinya valuasi perusahaan Anda Rp1,2 milyar.
Versi
lain dari metode revenue adalah mengalikan pendapatan sebelum bunga dan pajak
(EBIT) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi
(EBITDA) dengan industry multiplier.
Nah,
empat perhitungan di atas akan memudahkan perusahaan untuk mengetahui valuasi
yang dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar