PENGERTIAN ASET TETAP
Pada banyak perusahaan-perusahaan besar, katakanlah seperti Indofood, Kimia Farma atau Unilever menggunakan aset yang tahan lama. Aset tersebut seperti properti, pabrik dan peralatan (Property, plant and equipment, PPE). Nah dalam hal ini, istilah aset tersebut yang umumnya dipakai adalah Aset tetap (Fixed assets).
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki/dikuasai untuk digunakan dalam kegiatan produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi serta diharapkan digunakan/dimanfaatkan selama lebih dari satu periode.
Dari definisi diatas kita bisa tarik satu kesimpulan tentang kriteria aset tetap, yakni:
1. Digunakan dalam aktifitas operasi; dan
2. Masa manfaat lebih dari satu periode.
Dengan demikian yang termasuk dalam kategori aset tetap dapat berupa;
1. Tanah;
2. Struktur bangunan (Pabrik, kantor, atau gudang); dan
3. Peralatan (mesin, furnitur dan alat).
KARAKTERISTIK ASET TETAP
Karakteristik utama yang perlu kita ketahui utuk membedakan bahwa kekayaan atau harta yang kita miliki tersebut termasuk aset tetap adalah sebagai berikut:
1. Aset-aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual kembali.
Karakteristik pertama ini memberikan benah merah kepada kita bahwa hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal yang diklasifikasikan sebagai aset tetap. Bagaimana contohnya?.. misalkan, sebuah bangunan yang menganggur lebih tepat kita klasifikasikan secara terpisah sebagai investasi. Contoh lain, umumnya tanah merupakan bagian dari aset tetap. Akan tetapi jika tujuan utama dari memperoleh dan memiliki tanah adalah spekulatif, maka perusahaan lebih tepat mengklasifikasikan tanah sebagai investasi dan aset seperti ini akan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan dibagian yang disebut investasi. Kasus lain, Jika perusahaan properti memiliki tanah untuk dijual kembali, maka perusahaan harus mengkasifikasikan tanah sebagai persediaan. Dari contoh-contoh kita ini, dapat kita lihat bahwa tanah bisa menjadi aset tetap atau investasi atau persediaan.
2. Aset-aset yang dimiliki tersebut berdurasi manfaat jangka panjang dan pada umumnya disusutkan.
Dalam hal ini, aset tetap memiliki karakteristik mampu memberikan masa manfaat jangka panjang selama beberapa tahun (periode). Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aset ini dalam beberapa periode mendatang melalui mekanisme biaya penyusutan periodik. Namun terdapat pengecualian juga yang perlu kita ketahui, semisal tanah yang disusutkan jika penurunan nilai material nyata terjadi. Seperti kerugian pada kesuburan lahan pertanian karena rotasi tanaman yang kurang baik, kekeringan atau erosi pada tanah.
3. Aset-aset ini harus memiliki substansi fisik
Aset tetap merupakan aset berwujud yang diidentifikasikan dengan adanya keberadaan fisik (substansi). Pejawantahan lebih lanjut dalam karakteristik ini lah yang membedakan antara aset tetap dengan aset takberwujud (paten atau goodwill).
BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP
Sebagian besar perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aset tetap. Biaya historis (Historical Cost) / Biaya Perolehan mengukur harga kas atau setara kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aset dan membawanya ke lokasi dan mempersiapkan pada posisi yang di perlukan untuk digunakan. Dengan kata lain mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai dapat dipakai sesuai tujuan.
Biaya perolehan inilah yang nantinya menjadi dasar untuk mengukur beban penyusutan aset tetap per periode. Secara umum Biaya perolehan aset terdiri dari:
1) Harga pembelian atau biaya konstruksinya, termasuk bea impor dan pajak pembelian, setelah dikurangi dengan diskon dan rabat;
2) Seluruh biaya lainnya yang secara langsung dapat dihubungkan/diatribusikan kepada aset sehingga dapat membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Misalnya, apabila suatu perusahaan membeli tanah dengan harga Rp 20.000 dan untuk ini harus dibayar biaya notaris sebesar Rp 500, biaya balik nama sebesar Rp 300 dan komisi kepada makelar Rp 200, maka harga perolehan dari tanah tadi adalah Rp 21.000.
PELEPASAN ASET TETAP
Aset tetap yang tidak digunakan lagi dapat dibuang atau dijual. Jika aset tetap masih digunakan oleh perusahaan, biaya dan akumulasi penyusutannya tetap dicatat dalam buku besar meskipun aset tetap telah disusutkan sampai habis. Hal ini dimaksud untuk menjaga akuntabilitas aset dalam buku besar.
A. MEMBUANG ASET TETAP
Jika aset tetap tidak lagi digunakan dalam aktifitas operasi suatu perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar, aset tersebut akan dibuang/ dihapus. Sebagai contoh, asumsikan jika aset tetap yang sudah disusutkan sepenuhnya dan tidak punya nilai residu akan dihapus. Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan aset menghapuskan aset yang bersangkutan dan akumulasi penyusutan terkait buku besar.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa peralatan yang diperoleh dengan biaya 25.000.000 telah habis disusutkan per 31 desember 2015. Pada tanggal 14 februari 2016, peralatan tersebut dibuang. Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan adalah sebagai berikut
Jurnal menghapus peralatan yang dibuang:
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
25.000.000 |
|
Peralatan |
|
25.000.000 |
Jika aset belum habis disusutkan, penyusutan harus dicatat sebelum pemindahan aset tersebut dari catatan akuntansi. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa peralatan dengan biaya 6.000.000 dan tanpa nilai residu disusutkan dengan tingkat penysusutan garis lurus 10%. Pada tanggal 31 desember 2015, saldo akun akumulasi penyusutan, setelah ayat jurnal penyeuaian adalah 4.650.000. pada tanggal 24 maret 2016, aset tersebut dihilangkan dari jasa dan dibuang. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama tiga bulan pada tahun 2016 sebelum aset dibuang adalah sebagai berikut
Penyusutan pertahun = 6.000.000 x 10% = 600.000,-
Mencatat beban penyusutan peralatan untuk peralatan yang dibuang (600.000 x 3/12) = 150.000,-
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
|
Beban penyusutan peralatan |
150.000 |
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
|
150.000 |
Pembuangan peralatan kemudian dicatat sebagai berikut:
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
4.800.000 |
|
Rugi atas pelepasan aset tetap |
1.200.000 |
|
|
Peralatan |
|
6.000.000 |
Rugi sebesar 1.200.000 dicatat karena saldo akun akumulasi penyusutan (4.800.000) lebih kecil dari saldo akun peralatan (6.000.000). Rugi atas pelepasan aset tetap termasuk dalam pos non-operasi dan biaya dilaporkan dibagian beban lainnya di laporan laba rugi.
B. PENJUALAN ASET TETAP
Secara akuntansi, Jurnal penjualan aset tetap sama dengan jurnal membuang/menghapus aset tetap. Perbedaannya hanya pada diterimanya kas. Jika saat dilakukannya penjualan, harga jualnya lebih besar dari nilai buku aset, maka transaksi penjualan ini dikatakan mendatangkan keuntungan. Sebaliknya, jika harga jual lebih kecil dari nilai buku aset, maka akan terdapat adanya kerugian. Keuntungan atau kerugian inilah yang nantinya akan menjadi koreksi laba neto untuk tahun dimana perusahaan menggunakan aset tetap yang bersangkutan.
Sebagai contoh;
Diasumsikan 1 januari tahun 2010 peralatan yang diperoleh dengan biaya 10.000.000 dan tanpa nilai residu, disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus tahunan 10%. Peralatan dijual secara tunai pada tanggal 12 oktober 2018 setelah 7 tahun 9 bulan penggunan. Saldo akun akumulasi penyusutan per 31 desember tahun sebelumnya adalah 7.000.000. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama sembilan bulan pada tahun berjalan adalah sebagai berikut.
Jawab
Akumulasi 31 Des 2017 = 7.000.000,-
Mencatat penyusutan tahun berjalan = 10.000.000 x 9/12 x 10% = 750.000,-
Dengan demikian total Akumulasi penyusutan – peralatan adalah 7.750.000,-
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
Beban penyusutan peralatan |
750.000 |
||
Akumulasi penyusutan peralatan |
750.000 |
Setelah penyusutan berjalan dicatat nilai buku aset menjadi 2.250.000 (10.000.000 – 7.750.000). Ayat jurnal untuk mencatat penjualan, jika diasumsikan terdapat 3 harga jual yang berbeda adalah sebagai berikut.
1. Dijual pada nilai buku sebesar 2.250.000 tidak ada laba atau rugi
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
|
Kas |
2.250.000 |
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
7.750.000 |
|
|
Peralatan |
|
10.000.000 |
2. Dijual dibawah nilai buku dengan harga 1.000.000 rugi sebesar 1.250.000
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
|
Kas |
1.000.000 |
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
7.750.000 |
|
|
Kerugian pelepasan aset tetap |
1.250.000 |
|
|
Peralatan |
|
10.000.000 |
3. Dijual diatas nilai buku dengan harga 2.800.000 laba sebesar 550.000
Tgl |
Akun |
Debit |
Kredit |
|
Kas |
2.800.000 |
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
7.750.000 |
|
|
Peralatan |
10.000.000 |
||
Keuntungan pelepasan aset tetap |
|
550.000 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar