Riki ARDONI
Materi:
BUKU BESAR PEMBANTU
JURNAL KHUSUS:
- JURNAL PENDAPATAN
- JURNAL PENERIMAAN KAS
- JURNAL PEMBELIAN
- JURNAL PENGELUARAN KAS
BUKU BESAR PEMBANTU
Pada jurnal umum, transaksi dicatat dengan menggunakan jurnal dua kolom. Setelah itu ayat jurnal di posting satu demi satu kedalam akun yang terdapat dalam buku besar.
Sistem akuntansi seperti ini sangat mudah dipahami ketika memiliki data transaksi dalam jumlah relatif kecil. Namun pada perkembangannya saat perusahaan sudah memiliki transaksi sejenis dalam jumlah besar, maka metode jurnal umum dua kolom menjadi tidak efektif dan tidak simpel dalam penyajian.
Maka dari itu, Buku Besar Pembantu dan Jurnal Khusus akan sangat membantu dan menyederhanakan sekali.
Buku Besar Pembantu (subsidiary ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun tersendiri yang memiliki kesamaan karakteristik yang dikumpulkan bersama dalam buku besar terpisah.
Dalam buku besar umum atau dikenal dengan Buku besar (general ledger), akun pengendali/ akun induk (controlling account) akan memiliki buku besar pembantu. Dimana jumlah saldo akun pengendali harus sama dengan yang ada pada buku besar pembantu. Buku besar pembantu ini kita menganggapnya sebagai buku temporary yang fungsinya mendukung akun pengendali di buku besar.
Secara umum, buku besar pembantu yang paling banyak digunakan adalah:
1. Buku besar pembantu piutang usaha
2. Buku besar pembantu utang usaha
Buku besar pembantu piutang usaha (accounts receivable subsidiary ledger) / Buku Besar Pelanggan memuat daftar pelanggan berdasarkan huruf abjad yang merangkum kumpulan transaksi debit dan kredit piutang usaha.
Buku besar pembantu utang usaha (accounts Payable subsidiary ledger) / Buku Besar Kreditor memuat daftar pelanggan berdasarkan huruf abjad yang merangkum kumpulan transaksi debit dan kredit utang usaha.JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus (special journal) digunakan untuk mencatat transaksi yang berulang kali terjadi. Sebagai contoh korporasi memiliki jumlah besar pembayaran kas, maka korporasi ini akan menggunakan jurnal khusus pembayaran kas untuk mencatat transaksi tersebut. Sebagai lawannya, perusahaan juga akan membuat jurnal khusus penerimaan kas.
Hubungan antara jurnal khusus dan buku besar pembantu dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
TRANSAKSI |
JURNAL KHUSUS |
BUKU BESAR PEMBANTU |
Pendapatan secara kredit |
Jurnal Pendapatan |
Buku besar pembantu piutang usaha |
Penerimaan Kas |
Jurnal Penerimaan kas |
Buku besar pembantu piutang usaha |
Pembelian secara kredit |
Jurnal Pembelian |
Buku besar pembantu utang usaha |
Pembayaran Kas |
Jurnal Pengeluaran kas |
Buku besar pembantu utang usaha |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar