Jumat, 10 Desember 2021

BUKU BESAR PEMBANTU & JURNAL KHUSUS


 

Riki ARDONI

Materi:

BUKU BESAR PEMBANTU

JURNAL KHUSUS:

  • JURNAL PENDAPATAN
  • JURNAL PENERIMAAN KAS
  • JURNAL PEMBELIAN
  • JURNAL PENGELUARAN KAS
 

BUKU BESAR PEMBANTU

Pada jurnal umum, transaksi dicatat dengan menggunakan jurnal dua kolom. Setelah itu ayat jurnal di posting satu demi satu kedalam akun yang terdapat dalam buku besar.

Sistem akuntansi seperti ini sangat mudah dipahami ketika memiliki data transaksi dalam jumlah relatif kecil. Namun pada perkembangannya saat perusahaan sudah memiliki transaksi sejenis dalam jumlah besar, maka metode jurnal umum dua kolom menjadi tidak efektif dan tidak simpel dalam penyajian.

Maka dari itu, Buku Besar Pembantu dan Jurnal Khusus akan sangat membantu dan menyederhanakan sekali.

Buku Besar Pembantu (subsidiary ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun tersendiri yang memiliki kesamaan karakteristik yang dikumpulkan bersama dalam buku besar terpisah.

Dalam buku besar umum atau dikenal dengan Buku besar (general ledger), akun pengendali/ akun induk (controlling account) akan memiliki buku besar pembantu. Dimana jumlah saldo akun pengendali harus sama dengan yang ada pada buku besar pembantu. Buku besar pembantu ini kita menganggapnya sebagai buku temporary yang fungsinya mendukung akun pengendali di buku besar.

Secara umum, buku besar pembantu yang paling banyak digunakan adalah:

1.  Buku besar pembantu piutang usaha

2.  Buku besar pembantu utang usaha

Buku besar pembantu piutang usaha (accounts receivable subsidiary ledger) / Buku Besar Pelanggan memuat daftar pelanggan berdasarkan huruf abjad yang merangkum kumpulan transaksi debit dan kredit piutang usaha.

Buku besar pembantu utang usaha (accounts Payable subsidiary ledger) / Buku Besar Kreditor memuat daftar pelanggan berdasarkan huruf abjad yang merangkum kumpulan transaksi debit dan kredit utang usaha.
 
 
Gambar. 1.1  Buku Besar -  Buku Besar Pembantu.
 

 
 
 
 

JURNAL KHUSUS

Jurnal khusus (special journal) digunakan untuk mencatat transaksi yang berulang kali terjadi. Sebagai contoh korporasi memiliki jumlah besar pembayaran kas, maka korporasi ini akan menggunakan jurnal khusus pembayaran kas untuk mencatat transaksi tersebut. Sebagai lawannya, perusahaan juga akan membuat jurnal khusus penerimaan kas.


Hubungan antara jurnal khusus dan buku besar pembantu dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

 

TRANSAKSI

JURNAL KHUSUS

BUKU BESAR PEMBANTU

Pendapatan secara kredit

Jurnal Pendapatan

Buku besar pembantu piutang usaha

Penerimaan Kas

Jurnal Penerimaan kas

Buku besar pembantu piutang usaha

Pembelian secara kredit

Jurnal Pembelian

Buku besar pembantu utang usaha

Pembayaran Kas

Jurnal Pengeluaran kas

Buku besar pembantu utang usaha

 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo dan Kertas Kerja - Riki Ardoni

A yat Jurnal Penyesuaian ( Adjusting Journal Entry ) atau ‘AJP’ adalah proses pencatatan perubahan saldo ak...