BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK
Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disingkat SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak dan/ atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. SPT Masa adalah SPT untuk suatu Masa Pajak.
1. Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi
No. |
Jenis |
Batas Waktu |
Keterangan |
Dasar Hukum |
a. |
Pelaporan SPT
Tahunan Pribadi |
Batas waktu
penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi paling lama 3 (tiga) bulan
setelah akhir Tahun Pajak. (Tanggal 31 Maret). |
Tahun Pajak adalah
jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. |
UU KUP No. 28 Tahun 2007 (Pasal 3). |
Dikecualikan dari
kewajiban menyampaikan SPT Tahunan adalah WP OP yang dalam satu tahun Pajak
menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP). |
||||
b. |
Pembayaran Pajak
Tahunan Pribadi |
Kekurangan
pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus dibayar
lunas sebelum SPT PPh disampaikan. |
Kekurangan
pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh. |
UU KUP No. 28 Tahun
2007 (Pasal 9). |
2. Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Tahunan WP Badan
No. |
Jenis |
Batas Waktu |
Keterangan |
Dasar Hukum |
a. |
Pelaporan SPT
Tahunan Badan |
Batas waktu
pelaporan SPT Tahunan Badan adalah paling lambat 4 bulan setelah akhir Tahun
Pajak (Tanggal 30 April). |
Tahun Pajak adalah
jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. |
UU KUP No. 28 Tahun
2007 (Pasal 3). |
b. |
Pembayaran Pajak
Tahunan Badan |
Kekurangan
pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus dibayar
lunas sebelum SPT PPh disampaikan. |
Kekurangan
pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh. |
UU KUP No. 28 Tahun
2007 (Pasal 9). |
3. Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Masa
Berikut adalah batas waktu pembayaran /
penyetoran dan pelaporan pajak masa berdasarkan UU No. 28/2007 dan PMKNo.242/2014 :
- Batas waktu
penyampaian SPT nya adalah paling lama 20 hari setelah akhir
Tahun Pajak.
- Menteri Keuangan menentukan
tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk
suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15
(lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak.
- Tanggal jatuh tempo
pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporan pajak untuk SPT Masa, yaitu :
1. Jika tanggal
jatuh tempo pembayaran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu
atau hari libur nasional, maka pembayaran pajak dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
2. Jika tanggal
batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau
hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
3. Hari libur
nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan umum
yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
Batas waktu pembayaran, penyetoran, atau pelaporan pajak untuk SPT masa adalah :
PMK No. 242 Tahun 2014 (Pasal 2) |
PMK No. 243 Tahun 2014 (Pasal 9) |
||
PMK No. 9 Tahun 2018 |
|||
No. |
Jenis Pajak |
Batas Pembayaran (Paling Lambat) |
Batas Waktu Penyampaian/ Pelaporan |
1 |
PPh pasal 4(2) setor sendiri |
Tgl 15 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
2 |
PPh pasal 4(2) pemotongan |
Tgl 10 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
3 |
PPh pasal 15 setor sendiri |
Tgl 15 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
4 |
PPh pasal 15 pemotongan |
Tgl 10 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
5 |
PPh pasal 21 |
Tgl 10 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
6 |
PPh pasal 23/26 |
Tgl 10 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
7 |
PPh pasal 25 |
Tgl 15 Bulan Berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
8 |
PPh pasal 22 impor setor sendiri
(dilunasi bersamaan dengan Bea masuk, PPN, PPnBM) |
Saat penyelesaian dokumen PIB |
|
9 |
PPh pasal 22 impor yang pemungutan
oleh BC |
1 Hari kerja berikutnya |
Hari Kerja Terakhir Minggu Berikutnya |
10 |
PPh pasal 22 pemungutan oleh
Bendaharawan |
Hari yang sama dg pembayaran atas
penyerahan barang |
20 Hari Setelah Masa Pajak Berakhir *(PMK No. 9 Tahun 2018) |
11 |
PPh pasal 22 migas |
Tgl 10 bulan berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
12 |
PPh pasal 22 pemungutan oleh WP badan
tertentu |
Tgl 10 bulan berikutnya |
Tgl 20 Bulan Berikutnya |
13 |
PPN & PPnBM |
Akhir bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir & sebelum SPT masa PPN disampaikan |
Akhir Bulan Berikutnya Setelah Masa
Pajak Berakhir |
14 |
PPN atas kegiatan membangun sendiri |
Tgl 15 bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir |
Akhir Bulan Berikutnya Setelah Masa
Pajak Berakhir |
15 |
PPN atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean |
Tgl 15 bulan berikutnya setelah saat
terutangnya pajak |
Akhir Bulan Berikutnya Setelah Masa
Pajak Berakhir |
16 |
PPN & PPnBM Pemungutan
Bendaharawan |
Tgl 7 bulan berikutnya |
Akhir Bulan Berikutnya Setelah Masa
Pajak Berakhir |
17 |
PPN dan/ atau PPnBM pemungutan oleh
Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN |
Harus disetor pada hari yang sama
dengan pelaksanaan pembayaran kepada PKP Rekanan Pemerintah melalui KPPN |
|
18 |
PPN & PPnBM Pemungutan selain
bendaharawan |
Tgl 15 bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir |
Akhir Bulan Berikutnya Setelah Masa
Pajak Berakhir |
19 |
PPh 25 WP kriteria tertentu yang
dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT Masa. (Pasal 3 ayat (3B)
UU KUP) |
Harus dibayar paling lama pada akhir
Masa Pajak terakhir. |
20 Hari Setelah Berakhirnya Masa
Pajak Terakhir |
20 |
Pembayaran masa selain PPh 25 WP
kriteria tertentu yang dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT
Masa. (Pasal 3 ayat (3B) UU KUP) |
Harus dibayar paling lama sesuai
dengan batas waktu untuk masing-masing jenis pajak. |
20 Hari Setelah Berakhirnya Masa
Pajak Terakhir. |
- Ketentuan terkait SPT Masa PPh Pasal 25 :
- Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT
Masa PPh Pasal 25 adalah :
- WP OP yang tidak menjalankan
usaha atau tidak melakukan pekerjan bebas.
- WP OP yang dalam satu tahun Pajak
menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi PTKP (kepada WP
ini juga dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan)
- Wajib Pajak yang melakukan pembayaran PPh
Pasal 25 melalui bank persepsi atau kantor pos persepsi dengan sistem
pembayaran secara online dan Surat Setoran Pajak
(SSP)-nya telah mendapat validasi dengan Nomor Transaksi Pembayaran
Negara (NTPN), maka SPT Masa PPh Pasal 25 dianggap telah disampaikan ke
KPP sesuai dengan tanggal validasi yang tercantum pada SSP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar